ARIF RESI

Selamat Datang di Blog Arif Resi

"sebuah harapan...
dengan cara sederhana"

Selasa, 21 Juni 2011

Manfaat Jus Buah

Pastinya Anda mengenal begitu banyak buah. Namun, jika Anda telah mencoba buah dengan di jus maka rasanya pun akan terasa lebih berbeda dan nikmat bila ditambah dengan sedikit es. Jus buah memiliki manfaat yang besar bagi kesehatan tubuh, karena dengan dengan jus buah kita bisa mendapatkan asupan nutrisi alami secara aman yang dibutuhkan oleh tubuh.
Banyak buah yang mengandung vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh kita sehari-hari. Tubuh sangat rentan jika tidak mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang baik. Dengan mengkonsumsi buah-buahan setiap harinya, maka Anda akan merasakan fit selalu, tubuh akan terasa lebih sehat dan wajah akan tampak segar. Jus buah memang banyak manfaatnya bagi tubuh dan kecantikan para wanita yang memang menjaga tubuhnya agar tetap fit. Agar lebih terasa kesehatan tubuh Anda, seimbangkan dengan berolahraga antara 15-20 menit per harinya.
    Jika Anda ingin menikmati buah seperti di jus, maka ada beberapa macam racikan jus buah yang sangat bermanfaat bagi tubuh dan kecantikan. Berikut beberapa tips racikan jus buah :
  1. Jus penghilang rasa lelah
  2. Anda lelah setelah bekerja keras, maka vitamin yang dibutuhkan adalah jus yang kaya akan vitamin B, C, E dan magnesium. Bahan yang dibutuhkan : 3 lembar daun bayam, 5 buah wortel, dan air secukupnya. Cara membuat : cuci hingga bersih semua bahan, kemudian tiriskan. Masukkan ke dalam blender, dan tunggu sampai halus. Dan Anda pun bisa menikmati jus yang akan menghilangkan rasa lelah setelah seharian Anda bekerja.
  3. Jus menghilangkan jerawat
  4. Dengan jus buah yang kaya vitamin B2, beta karoten serta seng berarti sama dengan mengobati jerawat secara tidak langsung dari dalam tubuh. Bahan yang dibutuhkan : 4 buah wortel, 1 buah lobak cina, dan 2 cm jahe. Cara membuat : masukkan semua bahan ke dalam blender. Jika Anda ingin menikmati dengan rasa yang dingin dapat ditambahkan es.
  5. Jus untuk mencerahkan kulit
  6. Jika Anda ingin menghilangkan kulit kusam dan lebih halus, maka rajinlah mengkonsumsi jus buah yang mengandung vitamin B2, C, E, beta karoten dan potasium setiap hari. Bahan yang dibutuhkan : 110 gram buah anggur merah dan 10 buah stroberi. Cara membuat : masukkan semua bahan ke dalam blender, tambahkan madu jika Anda suka.
  7. Jus antikeriput
  8. Jika Anda ingin tampil cantik, ternyata krim kecantikan saja tidak cukup. Cegah keriput wajah Anda dengan meminum kombinasi vitamin secara teratur. Bahan yang dibutuhkan : 4 buah wortel, 1 buah pir, 6 lembar daun seledri, dan segenggam peterseli. Cara membuat : cuci bersih semua bahan. Kemudian masukkan dalam blender hingga halus. Agar terasa lebih dingin dan nikmat, tambahkan es. 
      
JUS BUAH

Apel
An apple a day keeps doctor away. Ungkapan ini sangat tepat untuk menggambarkan manfaat buah apel bagi kesehatan tubuh. Apel lebih baik dikonsumsi dalam bentuk jus karena kandungan gizi dan vitaminnya lebih tinggi. Satu gelas jus apel mengandung 22 mg fosfor, 15 mg kalsium, 15 mg zat besi, 250 mg potassium, 15 mg sodium, sedikit vitamin B komplek, 2 mg vitamin C, dan 20 I.U vitamin A per 100 gram jus apel.


Manfaat jus apel :
  1. Menurunkan kolesterol dan tekanan darah
  2. Meningkatkan high density lipoprotein
  3. Menstabilkan gula darah
  4. Memperlancar pencernaan
  5. Memperkuat jantung dan sebagai agen anti-kanker
  6. Membantu menurunkan berat badan
  7. Memperkuat ginjal
  8. Ampuh sebagai bahan detoksifikasi
  9. Mengurangi sembelit dan gangguan pencernaan
  10. Kandungan potasium-nya membantu memelihara kesehatan tulang.


Avokad
Avokad termasuk buah yang istimewa karena mengandung lemak 20-30 kali lebih banyak dibandingkan dengan buah-buahan lainnya. Lemak yang dikandung avokad termasuk lemak tak jenuh sehingga mudah dicerna dan berguna bagi tubuh.

Manfaat jus avokad :
1. Menurunkan kolesterol darah
2. Melembabkan kulit
3. Membantu regenerasi darah merah
4. Mencegah anemia
5. Mencegah sembelit
6. Mencegah malnutrisi


Bayam
Jus bayam baik untuk menghilangkan berbagai gangguan pada tubuh dan merupakan sumber energi yang cepat terkumpul. Bayam mengandung mineral besi yang tinggi, karoten, klorofil, sumber vitamin C yang baik dan kalium.


Manfaat jus bayam :
1. Menurunkan resiko terserang kanker
2. Sebagai antidiabetes
3. Memperbaiki sistem pencernaan
4. Mengurangi kolesterol

Belimbing
Kandungan vitamin A, B1, dan C membuat belimbing mempunyai khasiat yang hampir sama dengan buah-buahan lainnya. Karena rasanya manis agak asam, sebelum dibuat jus, sebaiknya dipilih belimbing yang masak.

Manfaat jus belimbing :
1. Memperlancar pencernaan
2. Menurunkan kolesterol
3. Antikanker
4. Menurunkan tekanan darah


Bit
Bit yang baik adalah yang masih segar dan tidak berjamur. Dalam kondisi segar bit dapat disimpan dalam lemari es hingga dua minggu. Bit mengandung sumber mineral yang baik, kandungan vitamin A-nya sangat tinggi sehingga baik untuk pembersihan tubuh, serta untuk sistem pencernaan dan limfa.


Manfaat jus bit :
1. Menurunkan kolesterol
2. Menghancurkan sel tumor atau kanker
3. Mencegah anemia
4. Pengobatan hati dan kantong empedu
5. Mengurangi efek kecanduan obat dan alkohol.


Konsumsi jus bit harian, menurut peneliti, bahkan bisa membantu Anda berolahraga lebih lama tanpa rasa capek. Selain itu, setengah liter jus bit sehari efektif menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kesehatan.
Just bit, terang peneliti, menunjukkan hasil yang mencengangkan karena manfaatnya melebihi rutinitas olahraga teratur di bawah pengawasan pelatih profesional. Dan meskipun rasanya mungkin tidak bisa memuaskan selera Anda, dampaknya bisa dirasakan oleh semua orang, mulai dari atlet hingga pensiunan yang bahkan tidak punya cukup energi untuk berjalan ke supermarket.

Oksigen
Dalam studi ini, para peneliti melibatkan delapan laki-laki muda sehat untuk melengkapi rangkaian tes bersepeda. Mereka diminta melakukan dua kali tes bersepeda, setelah minum jus bit sekali sehari selama 6 hari dan setelah minum blackcurrant cordial (minuman yang terbuat dari sejenis berry).
Studi yang dipublikasikan di Journal of Applied Physiology ini melaporkan, setelah minum jus bit, partisipan menggunakan lebih sedikit oksigen saat diminta bersepeda dengan kecepatan lambat. Hal ini menunjukkan, terang peneliti, kalau otot-otot mereka bisa melakukan kerja dalam jumlah yang sama dengan menggunakan energi yang lebih sedikit. Saat diminta bersepeda dengan jarak sesuai kemampuan, partisipan bisa mengayuh beberapa menit lebih lama dibandingkan saat sebelum minum jus bit.
Efek Nitrat
Setelah minum jus bit, lanjut peneliti, partisipan mengalami penambahan stamina sebesar 16%. Artinya, mereka yang biasanya kehabisan energi setelah jogging selama 1 jam mendapat ekstra waktu 10 menit. Selain itu, mereka bisa mencapai jarak yang sama dalam waktu yang lebih cepat.
“Kami sangat terkejut dengan efek jus bit dalam pengurangan pengeluaran oksigen, karena efek ini tidak bisa diperoleh dengan cara lain, termasuk program olahraga,” tutur salah seorang peneliti Andy Jones, seperti dikutip situs dailymail. Tentu saja Anda akan lebih fit setelah berolahraga, tetapi penggunaan oksigen Anda tetap sama.
Manfaat ini, terang peneliti, disebabkan oleh kandungan nitrat yang tinggi dalam jus bit. Zat kimia ini, menurut peneliti, juga bisa ditemukan pada sayuran hijau seperti kol dan bayam, khususnya pada konsentrat jus.
“Meskipun studi ini menggunakan jus bit yang dijual di pasaran, Anda akan mendapatkan manfaat yang sama dengan mengonsumsi jus yang dibuat di rumah,” terang Jones. (OL-08)

Jeruk
Segelas perasan air jeruk dapat memberikan 2x kebutuhan sehari vitamin C. Dapat membantu meringankan flu dan kemulusan kulit. Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza. Campuran sari jeruk nipis dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel. Bagi mereka yang memiliki gangguan lambung, tentu pilih buah jeruk yang tidak terlalu asam. engandung asam folat yang berguna untuk mencegah pengaruh buruk sinar matahari pada kulit dan melancarkan metabolisme tubuh.
JUS JERUK
Fungsi utamanya:
- Memerangi infeksi
- Memperkecil resiko stroke dan serangan jantung
- Mengatasi flu dan demam



Jambu Biji


Membantu menyembuhkan infeksi. Kadar serat pektinnya yang tinggi membantu melancarkan dan meningkatkan trombosit. Karena khasiatnya yang terakhir ini, dokter menyarankan teman Neko yang menderita demam berdarah untuk mengonsumsi banyak jus jambu biji ini.






Mangga
Kandungan vitamin A, C, dan seratnya yang tinggi berguna sebagai antioksidan (pencegah penyakit degeneratif, termasuk kanker). Zat eremophiline-nya berfungsi melancarkan aliran darah. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah.

JUS MANGGA
Fungsi utamanya:
- Mencegah bau badan
- Desinfektan bagi tubuh dan membersihkan darah
- Meremajakan sel



Melon
Mengandung antikoagulan yang dapat mencegah penggumpalan darah, salah satu penyebab stroke atau serangan jantung. Melon yang berwarna jingga dapat membantu menyembuhkan hepatitis. Melon yang berwarna hijau mengandung vitamin C yang tinggi sebagai antioksidan. Kalo Melon yang warnanya pink bisa menyembuhkan virus pink...ehem! Emang ada? Ada, dikasih cat air hehehe...




Nanas

Jus nanas mengandung pektin, vitamin C, dan enzim bromelin yang berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar peredaran darah.

Manfaat jus nanas :
1. Membantu pencernaan protein
2. Mengobati sembelit
3. Mengobati infeksi saluran pernapasan
4. Penghancuran lemak

Pepaya

Pepaya termasuk buah yang cukup populer. Disamping harganya murah, pepaya mudah didapat dan rasanya manis. Dengan kandungan pektin yang tinggi serta vitamin C, karoten yang berfungsi sebagai antioksidan dan enzim papain yang dapat menyembuhkan luka lambung.

Manfaat jus pepaya :
1. Antikanker
2. Memperlancar pencernaan
3. Mencegah sembelit
4. Perawatan kulit
5. Mengurangi panas dalam
6. Mengobati luka lambung
7. Menyembuhkan asma


Tomat

Menjaga kesehatan hati dengan zat klorinnya yang merangsang hati untuk menyaring bahan beracun dan sulfur yang menyehatkan hati. Rendah kalori (hanya 40 per gelas jus), tinggi kandungan vitamin A, C, dan kalsium.

Jus tomat adalah jus yang paling populer diantara semua jenis jus buah. Sebab didalam tomat terkandung beberapa gizi yang sangat baik dan bermanfaat untuk kesehatan diantaranya




Pertama, dalam jus tomat mentah terdapat lycopene yang dikenal sebagai salah satu zat pencegah kanker. Selain itu jus tomat mentah juga membantu merangsang sirkulasi darah dan membantu menurunkan tekanan darah yang tinggi.

Kedua, jus tomat mentah mengandung potassium yang sangat penting untuk menunjang gizi tubuh, serta mengadung vitamin C yang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Ketiga, jus tomat juga dapat meningkatkan napsu makan yang menurun dan membantu mengatasi pencernaan yang bermasalah. Dengan mengkonsumsi jus tomat minimal 1 gelas sehari, masalah sembelit akan teratasi.

Empat, buah tomat sangat aman dikonsumsi apalagi dicampur dengan buah-buahan yang lain, misalnya wortel, alpukat, apel, jeruk, dll.

Lima, jus tomat mentah tidak memiliki efek samping dan aman untuk di konsumsi dalam jumlah besar.
Tidak hanya itu saja manfaat buah tomat. Selain dikonsumsi tomat juga bisa diaplikasikan sebagai masker yang dapat membantu Anda mendapatkan kulit mulus bebas jerawat.
Buah tomat dikenal memiliki kualitas antioxsidant yang tinggi, dan dipercaya mampu membantu mencerahkan kulit, salah satu solusi yang populer adalah untuk masalah jerawat.
Jika Anda bermasalah dengan jerawat, atau kulit wajah terlihat kusam, Anda bisa memanfaatkan tomat untuk penyembuhannya. Caranya : siapkan beberapa potong tomat segar, lalu gosoklah pada wajah Anda yang sudah dibersihkan. Ratakan pada seluruh wajah, biarkan mengering dan diamkan selama 15- 20 menit. kemudian bilas dengan air hangat. Lakukan treatment ini minimal 2 kali sehari, niscaya wajah Anda bebas jerawat dan segar setiap saat. Selamat mencoba

TERNYATA

  • Vitamin C tidak cuma terdapat pada buah-buahan saja, tapi juga pada sayuran seperti wortel, bayam, tomat, dan seledri.
  • Cukupnya vitamin C dalam tubuh dapat membantu pembentukan lapisan kolagen yang dapat meremajakan kulit dan mencegah pendarahan gusi. Konsumsi vitamin C sebanyak 500 mg terbukti dapat meningkatkan sustem kekebalan tubuh.
  • Vitamin C dalam bentuk suplemen tidak bisa menggantikan kandungan vitamin C alami dalam jus buah dan sayuran.
  • Jenis buah tropis seperti apel, mangga, papaya, atau jeruk, banyak mengandung ekstrak buah dengan kandungan gula alami yang tinggi.
  • Tidak semua jenis jus siap minum memberikan manfaat maksimum sebagai sumber vitamin dan mineral (terutama vitamin C yang mudah rusak oleh panas dan cahaya). OKI, mengonsumsi jus sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah diperas dan dihancurkan.
  • Jus hasil perasan segara (freshly squeezed) mengandung paling banyak vitamin dan asam folat dan sanggup bertahan selama 7 hari. Ini karena jus tidak mengalami pemanasan atau proses konsentrasi.
  • Zat besi pada jus bayam dapat mencegah anemia. Sementara di CIna, jus seledri dipercaya bisa membantu menurunkan berat badan dan sebagai minuman penenang.

http://www.melindahospital.com/modul/user/detail_artikel.php?id=258_Manfaat-Jus-Buah-Bagi-Tubuh-Dan-Kecantikan 
http://fruitsjus.blogspot.com/2010/05/manfaat-jus-buah-bagi-tubuh-dan.html  
GADIS 205, www.mediaindonesia.com, yoyokaja.0fees.net, dan sibangor.blogspot.com

Kamis, 16 Juni 2011

Down Syndrome

Selasa, 24 Mei 2011

Do Nurses Love Writing?

Do Nurses Love Writing? 

Mengapa hanya sedikit perawat yang gemar menulis? Menulis bagi banyak kalangan dianggap tidak banyak mendatangkan duit. Menulis dicap sebagai pekerjaan rumit yang bukan hak milik profesi keperawatan. Perawat tidak dididik untuk menjadi pujangga atau sastrawan. Menjadi seorang perawat yang pandai menulis ibaratnya salah sasaran. Kalau mau berkarier dalam keperawatan, menulis bukanlah jalan terbaik.
Generasi keperawatan dalam tiga darsa warsa di Indonesia minimal mengenal tulis menulis selama 12 tahun sebelum masuk kampus, mempelajari dasar-dasar ilmu keperawatan. Selama 12 tahun tersebut para calon mahasiswa mestinya mengantongi bakat yang besar dalam bidang menulis. Besarnya potensi menulis yang dimiliki oleh para calon mahasiswa keperawatan ini pada hakekatnya sebesar potensi membacanya.
Ironisnya, begitu menduduki bangku kuliah, datang tugas-tugas yang terkait dengan menulis, misalnya menyusun laporan, makalah, artikel atau karya tulis, menulis sering dijadikan momok. Menulis adalah sebuah pekerjaan rumah (PR) yang rata-rata tidak disukai oleh mahasiswa. Mahasiswa merasa ‘ogah’ terhadap PR yang bernama menulis ini. Apalagi jika jumlahnya berlembar-lembar. Seolah-olah kuliah di kampus keperawatan ini menulis bukanlah bagian dari kegiatan utama mereka. Meskipun di pihak lain mereka sadar, bahwa sebagai mahasiswa bagian terbesar dunia yang sebenarnya adalah menulis. Buktinya, meski tidak saya miliki statiskanya, berapa jumlah mahasiswa yang murni menggunakan jalan pikirannya sendiri dalam menyusun laporan, karya ilmiah hingga bahkan penelitian. Rata-rata banyak yang menyontoh (Baca: Copy Paste, Red).
Mengapa perawat tidak menyukai menulis?
Sejak menempuh pendidikan sekolah dasar hingga sekolah menengah atas, kebanyakan para pendidik hanya mengajarkan murid-murid untuk ‘membaca’ dan ‘membaca’. Coba lihat rata-rata perintah guru: “Anak-anak sudah membaca buku ini…halaman itu…?” “Apa yang kalian baca semalam?” dll. Kebiasaan ini terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama.
Akibatnya, mindset peserta didik lebih terfokus kepada kebiasaan ‘membaca’ daripada ‘menulis’. Seberapa sering anda mendengar seorang guru menugaskan demikian kepada peserta didiknya? Sebagai contoh, “Coba ditulis kembali ya apa yang anak-anak baca bab ini..halaman itu…!” Pasti bisa dihitung! Kalaupun ada, biasanya karena mata ajaran tertentu, misalnya Bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Itupun tidak selalu. Bagian ini dibahas hanya ada pada bab ‘Writing’.
Makanya, kita tidak bisa begitu saja menyalahkan, mengapa mahasiswa keperawatan kita jarang yang pintar menulis. Memang, perbendaraan buku-buku keperawatan saat ini mulai menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Tetapi belum begitu menggembirakan dan masih dikatakan jauh sekali dibanding dengan profesi lainnya. Apalagi jika yang terkait dengan ilmu pengetahuan umum. Bahwa nursing professional memang hanya sedikit sekali yang menyintai kebiasaan tulis-menulis ini, ini adalah realita.
Kalau pada saat kuliah saja sudah tidak menyintai kegiatan tulis menulis, apalagi sesudah lulus? Padahal Facebook banyak diminati. SMS antar HP juga digandrungi. Sayangnya, kebiasaan di FB dan SMS ini terbatas pada informasi singkat yang umumnya tidak membutuhkan kerja otak (Baca: Analisa, Red). Kebiasaan menulis pesan singkat (short messages) tidak dapat dikategorikan sama dengan menulis dalam arti yang sebenarnya.
Tantangan terbesar yang dihadapi adalah fenomena di mana menulis dianggap sebagai aktivitas yang tidak atau kurang menghasilkan secara financial. Apa benar demikian?
Sebelum ke luar negeri, saya pernah ‘menganggur’, dikarenakan panggilan berangkat ke Kuwait tertunda ketika ada Perang Teluk. Padahal saya sudah mengundurkan diri dari tempat kerja. Untungnya, saya memiliki beberapa teman yang bersedia membantu saya. Bergabung dengan seorang rekan sejawat, saya membantu kerja di tempat praktiknya di sebuah desa terpencil di Trenggalek Selatan.
Alhamdulillah, jauh sebelumnya, saya sudah menyintai dan akrab dengan kegiatan tulis-menulis ini. Dengan memiliki waktu luang yang lebih banyak saat ‘menganggur’ ini, kemampuan menulis saya pertajam. Sambil kerja di desa, saya bawa serta sebuah mesin ketik dan sebuah kamera sederhana. Maklum, waktu itu jangankan Galaxy Tab atau Laptop. Computer juga masih langka. Saya pun jadi penulis freelance merangkap wartawan amatir. Saya pikir tidak masalah!
Kerja di tengah-tengah masyarakat pedesaan di daerah terpencil, banyak kisah dan cerita yang bisa saya tuangkan ke dalam bentuk tulisan. Macam-macam latarbelakangnya. Tulisan saya jadi berbunga-bunga. Amat beragam. Mulai dari masalah kesehatan, biografi, pengalaman nyata, hingga sosial budaya hingga keagamaan.
Menulis jadi kegiatan yang amat menyenangkan. Tidak jarang saya sambil memberikan pelayanan kesehatan, saya lakukan interview dan mengambil foto, demi kepentingan yang satu ini. Tentu saja dengan seijin mereka. Lingkungan pegunungan dan pesisir pantai di mana saya tinggal sepertinya memberikan banyak inspirasi baru bagi saya.
Keuntunganya bukan hanya itu saja. Karya-karya saya dimuat di beberapa media masa, baik yang saya kemas dalam bahasa Indonesia maupun Inggris. Imbalannya, subhanallah, bahkan ada majalah yang memberikan honor kepada saya, satu tulisan besarnya lebih dari gaji per bulan ketika saya bekerja formal di sebuah rumas sakit. Subhanallah!
Dari sana saya percaya, bahwa menulis tidak seperti yang banyak disangka orang. Dari sudut pandang keuangan, menulis bisa menjadi sumber rejeki yang menjanjikan bagi perawat. Waktu itu saya merasa, nama dapat, uang pun berlipat!
Ketika bekerja dan tinggal di Kuwait selama tiga setengah tahun, kegiatan menulis saya tetap berlangsung. Malah mendiang Ibu saya, tetap memegang Wesel langganan dari sejumlah penerbitan yang setiap bulan dapat ‘uang jajan’. Waktu itu menjadikan saya memiliki dua sumber penghasilan. Selain gaji hasil kerja di Kuwait saja, dan HR dari berbagai media masa.
Belum lagi tinggal di luar negeri dengan aneka pengalaman dan latar belakang sosial budaya sejumlah rekan-rekan kerja yang berbeda. Semua ini membuat obyek tulisan panjang antriannya. Habis satu, yang lain berderet menunggu. Sepertinya tidak pernah kehabisan bahan untuk menulis. Sambil aktif terlibat dalam organisasi keperawatan kita di Kuwait, hari-hari saya padat dengan tulis-menulis.
Perlahan namun pasti, saya bisa memerluas hubungan dan jaringan melalui tulisan. Kenalan jadi bertambah banyak. Kalaupun beberapa rekan perawat sibuk menabung uang buat bisnis masa depan, saya memiliki sebuah kesempatan bisnis yang tergolong unik. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Ketika di Kuwait saya juga sempat mengunjungi beberapa negara tetangga di Teluk. Di samping Pakistan, Thailand dan Malaysia serta Singapore. Semuanya dilatarbelakangi ingin mencari sebanyak-banyaknya bahan untuk dituangkan ke dalam tulisan.
Belum lagi ketika pindah kerja. Dari satu perusahaan ke perusahaan lain. Dari satu negara ke negara lain selama di Timur Tengah, menjadikan kekayaan khasanah tersendiri buat saya. Semuanya membuat tulisan jadi lebih berwarna. Target penerbit juga saya kembangkan.
Terus terang saja, dari tulisan-tulisan ini, tujuan hidup saya kemudian berubah. Dulu ketika masih menganggur dan pendapatan per bulan masih pas-pasan, kegiatan menulis diiringi dengan hasrat untuk memperoleh imbalan, karena kebutuhan. Sesudah di luar negeri, cara pandang saya berbeda. Menulis jadi kenikmatan tersendiri meski tidak dibayar. Karena bukan itu tujuan akhir saya. Manulis membuat pikiran selalu aktif. Mempertajam ingatan serta memperkuat daya analisa.
Lewat sejumlah tulisan, saya jadi banyak memiliki kenalan. Apakah itu seprofesi ataupun tidak. Dari kalangan pelajar maupun karyawan. Ibu rumah tangga hingga bapak-bapak. Di Indonesia maupun di luar negeri. Dari Sumatera hingga Papua. Dari Eropa hingga Amerika. Subhanallah. Menulis menjadikan hidup ini penuh berkah.
Dari kalangan profesi keperawatan, selama lebih dari 20 tahun menggeluti profesi ini, saya kembangkan sayap keprofesian melalui ketrampilan menulis. Lewat menulis, saya promosi kepada teman-teman sejawat tentang apa yang bisa kita lakukan. Lewat media tulisan, saya berkelana, dari satu kampus ke kampus lain. Tidak kurang dari 23 kampus sudah saya kunjungi dari berbagai provinsi di Indonesia. Organisasi, rumah sakit, perusahaan tenaga kerja, juga tidak saya lewatkan. Semuanya terarungi.
Lewat tulisan saya kembangan sejumlah seminar dan workshop. Lewat tulisan-tulisan, saya selenggarakan banyak pelatihan, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris. Lewat tulisan saya ingin tunjukkan, bahwa perawat bisa melalukan banyak hal.
Ringkasnya, perawat, jika mau maju, bisa memanfaatkan kemampuan menulisnya bukan hanya semata-mata untuk mencari uang. Perawat sanggup mengasah ketrampilan menganalisa melalui tulisan sebagai salah satu media yang paling efektif. Kehandalan menulis bisa juga mendongkrak reputasi, karier dan tentu saja gengsi.
Lewat tulisan perawat bisa berkomunikasi secara efektif tanpa harus bertemu muka langsung karena hambatan jarak dan waktu. Perawat bisa berdiskusi, mengemukakan segudang ide-ide positif, tanpa harus berdebat tatap muka. Demikian pula sekiranya ingin mempengaruhi pola pikir publik, rekan sejawat, klien, team kesehatan lain, dsb. Segala bentuk kecemerlangan bisa diekspresikan lewat tulisan.
Yang tidak kalah menarik, kalaupun mau berpolemik, tidak ada yang salah dengan memanfaatkan bahasa tulis. Toh, guna mencapai tujuan itu semua, perawat tidak perlu harus sekelas Taufiq Ismail atau Mochtar Lubis!


Doha 23 May 2011
Shardy2@hotmail.com

Rabu, 23 Maret 2011

HENOCH-SCHÖNLEIN PURPURA

HENOCH-SCHÖNLEIN PURPURA

oleh Forkom Perawat pada 22 Maret 2011 jam 20:35
http://www.facebook.com/notifications.php#!/notes/forkom-perawat/tinjauan-pustaka-henoch-sch%C3%B6nlein-purpura/10150168109137803

DEFINISI
Adalah sindrom klinis yang disebabkan oleh vaskulitis pembuluh darah kecil sistemik yang ditandai dengan lesi spesifik berupa purpura nontrombositopenik, artritis atau atralgia, nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinalis, dan kadang – kadang nefritis atau hematuria. Nama lain penyakit ini adalah purpura anafilaktoid, purpura alergik dan vaskulitis alergik.

EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini terutama terdapat pada anak umur 2 – 15 tahun (usia anak sekolah) dengan puncaknya pada umur 4 – 7 tahun. Terdapat lebih banyak pada anak laki – laki dibanding anak perempuan (1,5 : 1).

ETIOLOGI
Sampai sekarang penyebab penyakit ini belum diketahui. Diduga beberapa faktor memegang peranan, antara lain faktor genetik, infeksi traktus respiratorius bagian atas, makanan, gigitan serangga, paparan terhadap dingin, imunisasi ( vaksin varisela, rubella, rubeolla, hepatitis A dan B, paratifoid A dan B, tifoid, kolera) dan obat – obatan (ampisillin, eritromisin, kina, penisilin, quinidin, quinin).

Infeksi bisa berasal dari bakteri (spesies Haemophilus, Mycoplasma, Parainfluenzae, Legionella, Yersinia, Shigella dan Salmonella) ataupun virus (adenovirus, varisela, parvovirus, virus EpsteinBarr). Vaskulitis juga dapat berkembang setelah terapi antireumatik, termasuk penggunan metotreksat dan agen anti TNF (Tumor Necrosis Factor).

Namun, IgA jelas mempunyai peranan penting, ditandai dengan peningkatan konsentrasi IgA serum, kompleks imun dan deposit IgA di dinding pembuluh darah dan mesangium renal. HSP adalah suatu kelainan yang hampir selalu terkait dengan kelainan pada IgA1 daripada IgA2.

Berbagai kondisi yang dapat menyebabkan HSP antara lain:
Infeksi :- Mononukleosis - Infeksi Streptokokus grup A - Sirosis karena Hepatitis-C - Infeksi parvovirus B19 - Infeksi Yersinia – Hepatitis - Infeksi Mikoplasma - Virus Epstein-Barr - Infeksi viral Varizella-zoster • Vaksin :- Tifoid - Campak - Makanan - Gigitan serangga - Paparan terhadap dingin - Infeksi Shigella - Infeksi Salmonella - Enteritis Campylobacter - Kolera - Demam kuning
Alergen - Obat (ampisillin, eritromisin, penisilin, kuinidin, kuinin)
Penyakit idiopatik : Glomerulocystic kidney disease

PATOFISIOLOGI
Dari biopsi lesi pada kulit atau ginjal, diketahui adanya deposit kompleks imun yang mengandung IgA. Diketahui pula adanya aktivasi komplemen jalur alternatif. Deposit kompleks imun dan aktivasi komplemen mengakibatkan aktivasi mediator inflamasi termasuk prostaglandin vaskular seperti prostasiklin, sehingga terjadi inflamasi pada pembuluh darah kecil di kulit, ginjal, sendi dan abdomen dan terjadi purpura di kulit, nefritis, artritis dan perdarahan gastrointestinalis.

Beberapa faktor imunologis juga diduga berperan dalam patogenesis PHS, seperti perubahan produksi interleukin dan faktor pertumbuhan yang berperan dalam mediator inflamasi. TNF, IL-1 dan IL-6 bisa memediasi proses inflamasi pada HSP. Meningkatnya kadar faktor pertumbuhan hepatosit selama fase akut HSP dapat menunjukkan adanya kemungkinan kerusakan atau disfungsi sel endotel. Meningkatnya faktor pertumbuhan endotel vaskuler dapat setidaknya menginduksi sebagian perubahan ini.

Sitokin dianggap terlibat dalam patogenesis HSP, dan endotelin (ET), yang merupakan hormon vasokonstriktor yang diproduksi oleh sel endotelial, juga dianggap turut berperan. Kadar ET-1 jauh lebih besar pada fase akut penyakit ini dibanding pada fase remisi. Namun tingginya kadar ET-1 tidak memiliki hubungan dengan tingkat morbiditas, keparahan penyakit, atau respon reaktan fase akut.

MANIFESTASI KLINIS HSP
biasanya muncul dengan trias berupa ruam purpura pada ekstremitas bawah, nyeri abdomen atau kelainan ginjal dan artritis. Namun trias tidak selalu ada, sehingga seringkali mengarahkan kepada diagnosis yang tidak tepat.

Gejala klinis mula – mula berupa ruam makula eritomatosa pada kulit ekstremitas bawah yang simetris yang berlanjut menjadi palpable purpura tanpa adanya trombositopenia.

Ruam awalnya terbatas pada kulit maleolus tapi biasanya kemudian akan meluas ke permukaan dorsal kaki, bokong dan lengan bagian luar. Dalam 12 – 24 jam makula akan berubah menjadi lesi purpura yang berwarna merah gelap dan memiliki diameter 0,5 – 2 cm. Lesi dapat menyatu menjadi plak yang lebih besar yang menyerupai echimosis yang kemudian dapat mengalami ulserasi.

Purpura terutama terdapat pada kulit yang sering terkena tekanan (pressure-bearing surfaces). Kelainan kulit ini ditemukan pada 100% kasus dan merupakan 50% keluhan penderita pada waktu berobat.

Kelainan kulit dapat pula ditemukan pada wajah dan tubuh. Kelainan pada kulit dapat disertai rasa gatal. Pada bentuk yang tidak klasik, kelainan kulit yang ada dapat berupa vesikel hingga menyerupai eritema multiform. Kelainan akut pada kulit ini dapat berlangsung beberapa minggu dan menghilang, tetapi dapat pula rekuren.

Edema skrotum juga dapat terjadi dan gejalanya mirip dengan torsio testis. Gejala prodromal dapat terdiri dari demam dengan suhu tidak lebih dari 38°C, nyeri kepala dan anoreksia.

Pada anak berumur kurang dari 2 tahun, gambaran klinis disa didominasi oelh edema kulit kepala, periorbital, tangan dan kaki. Gambaran ini disebut AHEI (Acute Hemorrhagic Edema of Infancy).
Selain purpura, ditemukan pula gejala artralgia dan artritis yang cenderung bersifat migran dan mengenai sendi besar ekstremitas bawah seperti lutut dan pergelangan kaki, namun dapat pula mengenai pergelangan tangan, siku dan persendian di jari tangan.

Kelainan ini timbul lebih dulu (1 – 2 hari) dari kelainan kulit. Sendi yang terkena dapat menjadi bengkak, nyeri dan sakit bila digerakkan, biasanya tanpa efusi, kemerahan ataupun panas. Kelainan teutama periartrikular dan bersifat sementara, dapat pula rekuren pada masa penyakit aktif tetapi tidak menimbulkan deformitas menetap.

Pada penyakit ini dapat ditemukan adanya gangguan abdominal berupa nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinalis.

Keluhan abdomen biasanya timbul setelah timbul kelainan pada kulit (1 – 4 minggu setelah onset).

Organ yang paling sering terlibat adalah duodenum dan usus halus. Nyeri abdomen dapat berupa kolik abdomen yang berat, lokasi di periumbilikal dan disertai mual, muntah, bahkan muntah darah dan kadang – kadang terdapat perforasi usus dan intususepsi ileoileal lebih sering terjadi dibanding ileokolonal.

Intususepsi atau perforasi disebabkan oleh vaskulitis dinding usus yang menyebabkan edema dan perdarahan submukosa dan intramural. Kadang dapat juga terjadi infark usus yang disertai perforasi maupun tidak. Selain itu dapat juga ditemukan kelainan ginjal, meliputi hematuria, proteinuria (<2g/d), sindrom nefrotik (proteinuria >40mg/m2/jam) atau nefritis. Penyakit pada ginjal juga biasanya muncul 1 bulan setelah onset ruam kulit.

Adanya kelainan kulit yang persisten sampai 2 – 3 bulan, biasanya berhubungan dengan nefropati atau penyakit ginjal yang berat. Resiko nefritis meningkat pada usia di atas 7 tahun, lesi purpura persisten, keluhan abdomen yang berat dana penurunan aktivitas faktor XIII. Gangguan ginjal biasanya ringan, meskipun beberapa ada yang menjadi kronik.

Seringkali derajat keparahan nefritis tidak berhubungan dengan parahnya gejala HSP yang lain. Pada pasien HSP dapat timbul adanya oedem. Oedem ini tidak bergantung pada derajat proteinuria namun lebih pada derajat vaskulitis yang terjadi. Namun oedem tersebut memang dihubungkan dengan kejadian proteinuria pada pasien.

Kadang – kadang HSP dapat disertai dengan gejala – gejala gangguan sistem saraf pusat, terutama sakit kepala. Pada HSP dapat ditemukan adanya vaskulitis serebral. Pada beberapa kasus langka, HSP diduga dapat menyebabkan gangguan serius seperti kejang, paresis atau koma.

Gejala – gejala gangguan neurologis lain yang dapat muncul antara lain perubahan tingkat kesadaran, apatis, somnolen, hiperaktivitas, iritabilitas, ketidakstabilan emosi, kejang (parsial, parsial kompleks, umum, status epileptikus), dan defisit neurologis fokal (afasia, ataxia, korea, hemiparesis, paraparesis, kuadraparesis. Dapat juga terjadi poliradikuloneuropati (sindroma Guillain-Barré) dan mononeuropati (nervus fasialis, femoralis, ulnaris).

Hati dan kandung empedu juga bisa terlibat dengan gejala hepatomegali, hidrops kandung empedu, kolesistitis. Semua ini bisa menyebabkan keluhan nyeri abdomen pada pasien. Apendisitis akut juga pernah dilaporkan terjadi pada pasien HSP.

Gejala - gejala lain yang pernah dilaporkan tetapi jarang terjadi antara lain vaskulitis miokardia, vaskulitis paru yang menyebabkan perdarahan paru bilateral, ureteritis stenosis, oedem penis, orkitis, priapisme, perdarahan intrakranial, hematoma subperiosteal orbital bilateral, hematoma adrenal dan pankreatitis akut.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium tidak terlihat adanya kelainan spesifik. Jumlah trombosit normal atau meningkat, membedakan purpura yang disebabkan oleh trombositopenia. Dapat terjadi leukositosis moderat dan anemia normokromik, biasanya berhubungan dengan perdarahan gastrointestinal. Biasanya juga terdapat eosinofilia. Laju endap darah dapat meningkat maupun normal. Kadar komplemen seperti C1q, C3 dan C4 dapat normal maupun menurun. Pemeriksaan kadar IgA dalam darah mungkin meningkat, demikian pula limfosit yang mengandung IgA.

Analisis urin dapat menunjukkan hematuria, proteinuria maupun penurunan kreatinin klirens menandakan mulai adanya kerusakan ginjal atau karena dehidrasi, demikian pula pada feses dapat ditemukan darah.

Pemeriksaan ANA dan RF biasanya negatif, faktor VII dan XIII dapat menurun.

Biopsi lesi kulit menunjukkan adanya vaskulitis leukositoklastik.

Imunofluorosensi menunjukkan adanya deposit IgA dan komplemen pada dinding pembuluh darah.

Pada pemeriksaan radiologi dapat ditemukan penurunan motilitas usus yang ditandai dengan pelebaran lumen usus ataupun intususepsi melalui pemeriksaan barium.

Terkadang pemeriksaan barium juga dapat mengkoreksi intususepsi tersebut.

DIAGNOSIS
Diagnosis lebih banyak ditegakkan berdasarkan gejala klinis yang spesifik daripada dengan bantuan pemeriksaan penunjang. Gejala yang dapat mengarahkan kepada diagnosis HSP yaitu ruam purpurik pada kulit terutama di bokong dan ekstremitas bagian bawah dengan satu atau lebih gejala berikut: nyeri abdomen atau perdarahan gastrointestinalis, artralgia atau artritis, dan hematuria atau nefritis.

Kriteria Definisi Purpura non trombositopenia (palpable Lesi kulit hemoragik yang dapat diraba, purpura) terdapat elevasi kulit, tidak berhubungan dengan trombositopenia Usia onset ≤ 20 tahun Onset gejala pertama ≤ 20 tahun Gejala abdominal / gangguan saluran Nyeri abdominal difus, memberat cerna (Bowel angina) Granulosit dinding pada biopsi setelah makan atau diagnosis iskemia usus, biasanya termasuk BAB berdarah Perubahan histologi menunjukkan granulosit pada dinding arteriol atau venula

Untuk kepentingan klasifikasi, pasien dikatakan mempunyai HSP bila memenuhi setidaknya 2 dari kriteria yang ada. Tabel diambil dari Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak 2007. Diferensial diagnosis dari HSP berdasarkan gejala yang dapat timbul antara lain akut abdomen, meningitis akibat meningokokus, SLE, endokarditis bakterial, ITP, demam reumatik, Rocky mountain spotted fever, reaksi alergi obat – obatan, nefropati IgA, artritis reumatoid.

PENGOBATAN
Tidak ada pengobatan definitif pada penderita HSP. Pengobatan adalah suportif dan simtomatis, meliputi pemeliharaan hidrasi, nutrisi, keseimbangan elektrolit dan mengatasi nyeri dengan analgesik.

Untuk keluhan artritis ringan dan demam dapat digunakan OAINS seperti ibuprofen.

Dosis ibuprofen yang dapat diberikan adalah 10mg/kgBB/6 jam.

Edema dapat diatasi dengan elevasi tungkai. Selama ada keluhan muntah dan nyeri perut, diet diberikan dalam bentuk makanan lunak. Penggunaan asam asetil salisilat harus dihindarkan, karena dapat menyebabkan gangguan fungsi trombosit yaitu petekie dan perdarahan saluran cerna. Bila ada gejala abdomen akut, dilakukan operasi. Bila terdapat kelainan ginjal progresif dapat diberi kortikosteroid yang dikombinasi dengan imunosupresan. Metilprednisolon IV dapat mencegah perburukan penyakit ginjal bila diberikan secara dini.

Dosis yang dapat digunakan adalah metilprednisolon 250 – 750 mg/hr IV selama 3 – 7 hari dikombinasi dengan siklofosfamid 100 – 200 mg/hr untuk fase akut HSP yang berat. Dilanjutkan dengan pemberian kortikosteroid (prednison 100 – 200 mg oral) selang sehari dan siklofosfamid 100 – 200 mg/hr selama 30 – 75 hari sebelum akhirnya siklofosfamid dihentikan langsung dan tappering-off steroid hingga 6 bulan.

Terapi prednison dapat diberikan dengan dosis 1 – 2 mg/kgBB/hr secara oral, terbagi dalam 3 – 4 dosis selama 5 – 7 hari. Kortikosteroid diberikan dalam keadaan penyakit dengan gejala sangat berat, artritis, manifestasi vaskulitis pada SSP, paru dan testis, nyeri abdomen berat, perdarahan saluran cerna, edema dan sindrom nefrotik persisten. Pemberian dini pada fase akut dapat mencegah perdarahan, obstruksi, intususepsi dan perforasi saluran cerna.

PROGNOSIS
Pada umumnya prognosis adalah baik, dapat sembuh secara spontan dalam beberapa hari atau minggu (biasanya dalam 4 minggu setelah onset). Rekurensi dapat terjadi pada 50% kasus. Pada beberapa kasus terjadi nefritis kronik, bahkan sampai menderita gagal ginjal. Bila manifestasi awalnya berupa kelainan ginjal yang berat, maka perlu dilakukan pemantauan fungsi ginjal setiap 6 bulan hingga 2 tahun pasca sakit.

Penyulit yang dapat terjadi antara lain perdarahan saluran cerna, obstruksi, intususepsi, perforasi, gagal ginjal akut dan gangguan neurologi. Penyulit pada saluran cerna, ginjal dan neurologi pada fase akut dapat menimbulkan kematian, walaupun hal ini jarang terjadi.

Prognosis buruk ditandai dengan penyakit ginjal dalam 3 minggu setelah onset, eksaserbasi yang dikaitkan dengan nefropati, penurunan aktivitas faktor XIII, hipertensi, adanya gagal ginjal dan pada biopsi ginjal ditemukan badan kresens pada glomeruli, infiltrasi makrofag dan penyakit tubulointerstisial.

DAFTAR PUSTAKA
1. Matondang CS, Roma J. Purpura Henoch-Schonlein. Dalam: Akip AAP, Munazir Z, Kurniati N, penyunting. Buku Ajar Alergi-Imunologi Anak. Edisi ke-2. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2007;373-7. 2. Bossart P. Henoch-Schönlein Purpura. eMedicine, 2005. Diakses dari www.emdecine.com/emerg/topic845.htm Diakses tanggal 2 Juni 2009. 3. Scheinfeld NS. Henoch-Schönlein Purpura. eMedicine, 2008. Diakses dari www.emedicine.medscape.com/article/984105-overview Diakses tanggal 2 Juni 2009. 4. D’Alessandro DM. Is It Really Henoch-Schönlein Purpura. Pediatric Education, 2009. Diakses dari http://www.pediatriceducation.org/2009/02/ Diakses tanggal 2 Juni 2009 5. Kraft DM, McKee D, Scott C. Henoch-Schönlein Purpura: A Review. American Family Physician, 1998. Diakses dari http://www.aafp.org/afp/980800ap/kraft.html Diakses tanggal 2 Juni 2009